23 Juni, 2009

Kahlil Gibran "About Love"

“Pandangan Pertama”

Cinta dan kekerasan senantiasa bertarung di kedalaman hati manusia hingga menimbulkan prahara yang bergejolak di antara kepekatan gulita malam. Namun lantaran cinta adalah hadiah Tuhan yangsangat Agung, ia senantiasa berhasil manaklukkan kekerasan. Dan seiring dengan berkilaunya mentari siang, saat itu jugalah kecemasan-kecemasan malam akan memudar hilang.

Hidup adalah sebuah pulau. Karangnya harapan. Pepohonannya mimpi, bunga-bunganya kesepian, mata airnya semangat. Dan ia ditengah lautan sendiri dan kesendirian.

Di belakang seluruh Semesta ada kebijaksanaan abadi yang melahirkan kemurkaan dan membawa malapetaka, namun akan lahir pula keindahan yang tak tertandingi.

Tali ikatan akan menjadi sanagat kuat manakala telah bersama-sama memanggul derita dan prahara selama masa-masa yang memilukan.
Suatu hubungan kasih takkan pernah menemukan warnanya yang paling indah tanpa terlebih dahulu melampaui saat-saat yang menyakitkan.


Saat engkau telah mengerti sebuah persoalan dengan, hadapilah persoalan itu dengan berfikir dan berjiwa besar walau harus dengan menempuh jalan revolusi, karena itulah jalan yang akan membawamu keluar dari persimpangan jalan.

Bila engkau tak m,ampu melihat klesalahan kecil di matamu sendiri,
Maka niscaya engkau pun tak akan mampu melihat kesalahan di mata tetanggamu sekecil apapun.

Ketika kita mencintai seseorang maka seketika kita akan menyebutnya sebagai manusia yang terbaik di dunia ini.
Itu terjadi lantaran setiap cinta merupakan hal yang paling baik dan memikat di antara segala hal yang terkandung di dunia ini.

Cinta adalah rekahan senyuman yang terdengar sangat lamat karena teramat jauhnya. Cinta serupa dengan sentuhan fajar pertama di muka bumi,
Suatu bentangan hari yang belum pernah dimasuki noleh mataku atau pun matamu. Tetapi cinta telah sejak lama direngkuh oleh kelembutan hati.

Sungguh tiada keagungan yang lebih luhur ketimbang cinta yang sanggup meriasi kehampaan hati manusia dan mendekatkannya dengan hati manusia yang lain.

Siapa pun yang tidak menjalani hari-harinya dalam kemilau taman impian pada dasarnya tak lebih dari sekedar budak yang terkekang dalam keriuhan masa kini.

“Kidung Cinta”
Cinta bukanlah hal yang harus dihindari, meski rasa sakitnya menghujam didada dan pedihnya takkan hilang ditelan masa.

Selain kepedihan dan duka, cinta juga menhadirkan keharuan bunga-bunga semesta yang merekah di kala fajar dan kelembutannya mampu mendamaikan jiwa dan keindahannya tak terlukiskan.

Cinta adalah bagian hakiki dalam hidup umat manusia, Karena hidup tanpa cinta bagai pohon tak berbunga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar